Kamis, 07 Juli 2011

Calon Guru Harus Rapi


Menjadi seorang mahasiswa memang memiliki kebebasan. Namun demikian, kebebasan tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan, baik secara sosial maupun secara akademis, tidak terkecuali dalam kebebasan gaya berpakaian serta penampilan. Mahasiswa tetap harus bisa mengatur gaya berpakaian serta penampilannya, walaupun memang tidak mahasiswa diberikan kebebasan dalam hal itu.
Kepandaian serta kemampuan akademis memang hal utama dan penting, namun demikian, penampilan serta gaya berpakaian mahasiswa juga merupakan hal yang penting. Pasalnya ini menyangkut pada kesopanan dan pakaian juga menunjukkan jati diri seseorang.
Fenomena gaya berpakaian yang tidak semestinya, misal menggunakan celana jin sobek dan menggunakan kaos saat kuliah, atau berpenampilan yang terkesan asal-asalan, seperti rambut gondrong dan acak-acakan, tentu ini wujud kebebasan yang tidak sepatutnya dilakukan oleh mahasiswa, terlebih mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) yang nantinya akan menjadi seorang pengajar, entah itu menjadi guru atau menjadi dosen.
Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan dan Ilmu Keguruan Universitas Veteran (Univet) Bantara Sukoharjo, Drs Agus Sudargono MSi, mengungkapkan, perlu adanya semacam penanaman disiplin sejak dini oleh mahasiswa, termasuk dalam gaya berpakaian dan penampilan. Hal ini perlu dilakukan agar jika mahasiswa terjun pada dunia kerja, mahasiswa terbiasa dengan kedisiplinan. Apalagi mahasiswa FKIP. 
“Normatifnya, seorang mahasiswa itu harus berpenampilan yang merapi dan menarik, terlebih mahasiswa FKIP yang nantinya menjadi contoh bagi anak didiknya, karena guru itu digugu dan ditiru. Ini memang membutuhkan ketegasan dari para dosen agar tidak menjadi berlarut-larut dan menjadi kebebasan yang kebeblasan,” katanya.
Terpisah, Ketua Jurusan POK Universitas Tunas Pembangunan Surakarta (UTP) Surakarta, Drs Slamet Sudarsono MPd, mengungkapkan, gaya berpakaian mahasiswa memang sangat mendukung untuk profesinya setelah lulus kuliah nanti, sehingga mahasiswa harus tetap menyesuaikan dengan peraturan yang telah dibuat oleh universitas.
“Walaupun Jurusan olahraga, mahasiswa tetap harus berpakaian rapi, sopan dan dilarang keras memiliki rambut gondrong atau di semir. Kalau mahasiswa Jurusan keguruan ke depannya kan akan menjadi contoh dan panutan, jadi ya harusnya bisa lebih rapi dalam berpakaian sejak kuliah. sehingga, saat kerja jadi guru, sudah terbiasa,” katanya.
Sementara itu, mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam Staimus Surakarta, Kiswanto mengatakan, seharusnya mahasiswa memang berpenampilan rapi dan tidak asal-asalan dalam menggunakan pakaian dan berpenampilan saat di kampus.
“Tidak sepantasnya seorang mahasiswa berpakaian asal-asalan apalagi pakai gaya yang aneh-aneh. Khususnya mahasiswa yang masuk Jurusan Keguruan tentunya mereka memang sudah siap untuk menjadi contoh muridnya. Jadi ya harus membiasakan diri dalam berpenampilan dan bersikap sejak kuliah,” katanya.
“Mahasiswa adalah intelektual muda seharusnya bisa memberi contoh bagi yang lain, paling tidak memiliki perbedaan dengan yang tidak kuliah. Rambut pirang, pakai anting dan rambut gondrong bukan mahasiswa banget, apalagi untuk anak FKIP, terlebih untuk Pengajar Agama Islam. Mulai dari pakaian, tingkah laku, sopan santun dan kebersihan harus benar-benar dijaga,” pangkasnya.
 http://harianjoglosemar.com/berita/calon-guru-harus-rapi-13134.html

3 komentar:

  1. Setuju, apalagi klo ditambah 4 S (senyum,sapa, sopan dan santun), tambah beres lg kan mba ayu ???

    BalasHapus
  2. penampilan harus di utamakan, fasion gitu loh

    BalasHapus
  3. waooh, keren qu setuju tuh.......?

    BalasHapus